Kelas Pelatihan Terdekat.Herbalogi,akupuntur,Kelas penangan stroke,Bekam Sinergi Holistik, Hub: 082325340092 Tutup
Skip to contentBelajar & Sehat dengan Pendekatan Holistik
Setiap manusia pasti pernah bertanya dalam hati: “Apakah hidup saya sudah ditentukan sejak awal? Apakah rezeki, jodoh, dan kematian saya bisa berubah? Kalau semua sudah ditakdirkan, lalu untuk apa yang kita usahakan?”
Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul ketika seseorang menghadapi kesulitan hidup, kehilangan, atau justru keberhasilan besar.
Memahami konsep takdir sangatlah penting, karena dari sanalah lahir cara memandang hidup : apakah kita akan menjadi pribadi yang pasrah tanpa usaha, atau justru menjalani menjalani hidup sambil tetap berserah diri kepada Tuhan.
Secara umum, takdir adalah ketetapan Tuhan yang berlaku pada semua makhluk-Nya. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia, baik yang besar maupun kecil, tidak lepas dari ilmu dan kehendak Tuhan.
Namun, takdir bukan berarti manusia tidak punya peran yang sama sekali. Justru manusia diberikan akal, hati, dan kehendak untuk menentukan langkah hidupnya. Dengan kata lain, takdir adalah kepastian ilahi yang berjalan seiring dengan ikhtiar manusia .
Ada hal-hal yang sudah pasti bagi setiap manusia:
Kelahiran → kita tidak bisa memilih lahir di mana, dari orang tua siapa, atau pada tanggal berapa.
Kematian → setiap yang bernyawa pasti akan mati. Hanya waktu, tempat, dan cara kematian yang tidak kita ketahui.
Rezeki → Tuhan sudah menjamin bahwa setiapmakhluk memiliki rezekinya masing-masing.
Jodoh → siapa yang akan menjadi pasangan hidup, pada akhirnya adalah takdir yang telah ditentukan.
Contoh: takdir mati itu pasti . Namun, cara kita menjalani hidup bisa membuat kita lebih cepat atau lebih dekat pada takdir tersebut .
Meskipun mati sudah ditetapkan, manusia dapat mempercepat atau memperlambat jalan menuju kematian melalui perilakunya.
Contoh buruk:
Orang yang naik motor ugal-ugalan , tidak memakai helm, atau melanggar aturan lalu lintas, berarti sedang mendekati dirinya pada takdir kecelakaan . Bisa jadi kematian lebih cepat dari yang seharusnya, karena ia menempuh jalan yang berbahaya.
Contoh baik:
Orang yang menjaga kesehatan, makan makanan bergizi, olahraga, dan menjauhi hal-hal yang merusak tubuh, berarti ia sedang menjauhkan diri dari risiko sakit dan memperpanjang umurnya (selama Tuhan mengizinkan).
Hal ini menunjukkan bahwa takdir bukanlah alasan untuk hidup sembarangan . Justru kita harus berhati-hati, karena perilaku kita bisa menjadi jalan menuju takdir tertentu .
Rezeki setiap orang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Namun, bagaimana cara menerima rezeki itu sangat bergantung pada usaha manusia.
Orang yang rajin berusaha akan menemukan banyak pintu rezeki.
Orang yang malas dan hanya pasrah mungkin tetap mendapat rezeki, tapi dalam jumlah yang sedikit atau terbatas.
Analoginya:
Rezeki itu seperti air hujan yang turun dari langit. Semua orang mendapat jatah. Namun, orang yang menyiapkan ember besar akan mendapat lebih banyak daripada orang yang hanya menyiapkan gelas kecil .
Ulama membagi takdir menjadi doa:
Takdir Mubram (pasti dan tidak bisa diubah)
→ Contohnya kelahiran, jenis kelamin saat lahir, dan kematian.
Hal ini sudah ketetapan mutlak Tuhan yang tidak bisa dihindari.
Takdir Mu’allaq (bisa berubah dengan doa dan usaha)
→ Contohnya kesehatan, kesuksesan, kesembuhan dari sakit, dan rezeki.
Manusia bisa mempengaruhi takdir ini melalui ikhtiar, doa, dan amal kebaikan.
Contoh: Seseorang sakit keras. Jika ia berobat, menjaga pola makan, dan berdoa, maka takdir sakitnya bisa berubah menjadi sehat. Tapi jika dia membiarkannya tanpa usaha, bisa jadi sakitnya semakin parah.
Ada ungkapan:
“Takdir adalah rahasia Tuhan, ikhtiar adalah kewajiban manusia.”
Manusia tidak tahu apa yang sudah ditentukan untuknya, karena itu ia wajib berusaha sebaik mungkin. Hasil akhirnya memang kembali pada takdir, tapi usaha dan doa tetap menjadi bagian penting dari perjalanan hidup.
Menumbuhkan rasa syukur → karena segala nikmat berasal dari Tuhan.
Menghindarkan dari kesombongan → kesuksesan bukan semata hasil usaha, tapi juga karena izin Tuhan.
Menenangkan hati saat gagal → kegagalan bukan akhir, bisa jadi Tuhan menyiapkan jalan yang lebih baik.
Mendorong semangat ikhtiar → karena manusia tidak tahu takdirnya, maka ia harus berusaha maksimal.
Menumbuhkan sikap tawakal → pasrah setelah berusaha, percaya bahwa hasil terbaik sudah ditentukan Tuhan.
Memahami takdir bukan untuk menjadikan kita pasrah tanpa usaha, melainkan agar kita menyadari bahwa hidup ini ada dalam kendali Tuhan.
Mati itu pasti, tapi cara mati bisa dipengaruhi oleh sikap hidup kita.
Rezeki itu pasti, tapi besar kecilnya tergantung ikhtiar kita.
Jodoh itu pasti, tapi kita tetap perlu mencari, memantaskan diri, dan berdoa.
Dengan demikian, manusia yang bijaksana adalah yang berusaha keras menjalani hidupnya dengan benar, namun tetap berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan.